Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Hosting Unlimited Indonesia

Proposal Skripsi Sastra: Eksistensi Sipakatau, Dalam Novel Perempuan Yang Ingin Membunh Suaminya Karya Surya Syarif

Proposal Skripsi Sastra: Eksistensi Sipakatau, Dalam Novel Perempuan Yang Ingin Membunuh Suaminya Karya Surya Syarif
Proposal skripsi sastra merupakan tugas akhir bagi mahasiswa bahasa dan sastra khususnya bahasa Indonesia. Proposal Skripsi Sastra dengan judul Eksistensi Sipakatau, Dalam Novel Perempuan Yang Ingin Membunh Suaminya Karya Surya Syarif, bisa digunakan sebagai referensi tambahan dalam menyusun tugas akhir.

Pendahuluan


Istilah sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘tulisan’ atau ‘karangan’. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Indah dan baik ini menjadi fungsi sastra yang terkenal dengan istilah dulce et utile. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan (Bagyo S, 1986: 7).

Dalam fase perkembangannya sastra tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perspektif sosial. Sastra dianggap sebagai unsur kebudayaan yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh masyarakat, dengan kemampuan daya imajinasi seorang pengarang, sejumlah relasi sosial atau kesenjangan yang terdapat dalam  masyarakat hendak dirumuskan sebagai refleksi sosial kemasyarkatan. Karya sastra juga merupakan dekumen masyarakat yang dapat memberikan kontribusi pemikiran dan potret sosial kepada pembaca dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial. Karya sastra sebagai selayang pandang masyarakat meniscayakan perenungan terhadap problem kemanusian, keberadaannya lebih memperhatikan kondisi sosial dan mengungkapkan masalah sosial pada suatu zaman. hal ini seperti yang dilansir oleh Wellek (1990) dalam teori kesasustraan sebagai berikut.

Karya sastra merupakan dokumen karena merupakan menumen (decuments   because they are menumens), dibuat postulat antara kejeniusan  karya sastra dan zamanny, sifat memiliki  zaman dan kebenaran sosial dianggap sebagai sebab dan hasil kehebatan nilai artistik suatu karya sastra.

Karya sastra selain sebagai dunia yang memiliki totalitas mengembangkan makna pada dirinya sendiri, juga dapat dijadikan studi dan  merupakan unsur budaya sehingga kehadiran karya sastra harus mampu melakukan transliterasi kebudayaan dan menata peradaban zaman dalam berbagai konteksnya. transliterasi kebudayaan yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan rekayasa sosial dalam budaya masyarakat. Dalam perspektif ini Anderson (2001) mengintrodusir sastra sebagai unsur budaya kontemporer yang dapat dijadikan sebagai sebuah refleksi awal memahami dan memaknai perjalanan kebudayaan suatu bangsa. dengaqn demikian karya sastra bertugas merumuskan realitas sosial, sastra mampu menelusuri perkembangan manusia dari zaman ke zaman sehingga dapatlah dikatakan bahwa sastra mampu mengakomodasi beragam nilai budaya yang tumbuh dan hidup di tengan masyarakat, nilai sipakatau merupakan merupakan sikap yang dimiliki oleh manusia Bugis-Makassar. berpangkal termasuk di dalamnya. Sipakatau

Dari sipakatau inilah interaksi sosial dengan sesama dapat berlangsung sesuai dengan nilai-nilai ideal dalam kebudayaan, yang terdapat dalam sistem budaya itu. Sipakatau ini yang memelihara segi-segi positif dari konsep sirik yang menjadi sendi utama dalam kebudayaan Bugis Makassar (Mattulada, 1989; 9). Disamping itu sipakatau sebagai unsur budaya Bugis-Makassar menjadi niscaya dibaca dan dipahami dengan pendekatan sastra karena memiliki korelasi sosial dari hasil kontruk masyarakat. Makna sipakatau diberikan pemaknaan berdasarkan masyarakat pemakai. hal tersebut berbeda menurut ruang dan waktu tertentu. tergantung pada bagaiman bentuk perkembangan makna, nilai, dan struktur sosial yang mendukungnya, atau dengan perkataan lain makna itu amat ditentukan tingkat kebudayaan yang menyangkut masalah nilai, dalam kehidupan. asumsi ini memungkinkan sastra bertugas sebagai medium dalam membaca serangkaian nilai yabg ada di tengah masyarakat, sebagaimana keberdaannya berfungsi sebagai selayang pandang suatu masyaraka.
Hal inilah yang menjadi obsesi penulis dalam memberikan gambaran terhadap makna sipakatau dalam suatu karya sastra, yakni novel.

Novel sebagai salah satu karya sastra dari hasil ciptaan seorang pengarang di dalamnya memuat masalah terjadi disekitar kita maupun yang dialami sendiri oleh pengarang dalam bentuk imajinasi. Dengan demikian, tuntutan bagi pengarang adalah kemampuan memanfaatkan lingkungan untuk menciptakan objek sebagai bahan yang akan dicerita.

Novel karya Surya Syarif yang berjudul Perempuan yang ingin Membunh Suaminya merupakan novel Indonesia yang berlatar Sulawesi Selatan yang berusaha mengungkapkan perilaku masyarakat tertentu. Novel ini mengisahkan seorang istri yang selalu dihantui perasaan cemas dan merasa ada yang mengendalikan perasaanya sehingga ia ingin membunh suaminya. Tapi kerap kesadarannya datang sebelum melakukan pembunuhan atas suaminya. Di samping sebagai ibu rumah tangga, ia juga masih berprofesi sebagai mahasiswa. Perilaku sang istri ini mendapat perhatian yang luar biasa dari suaminya dan keluarganya, sehingga hampir setiap saat dibawa periksa kedokter dan dukun. puncak dari peristiwa itu terjadi ketika terjadi pesta rakyat Mappadendang di kabupaten Soppeng, disanalah terungkap siapa yang melatar belakangi keganjilan perilaku sang istri ini, ternyata tak lain adalah teman masa kecilnya yang mencoba menggunakan guna-guna.

Novel ini sangat penting dianalisis dan dijadikan sasaran penelitian, sebab novel tersebut merupakan refleksi kritis terhadap perilaku individu adan sosial yang ada dalam fenomena masyarakat. kehendak inilah yang menjadi obsesi penulis melakukan penelitian dengan memahami sipakatau dalam suatu karya sastra, relasi sosial yangmenyimpan kondisi realitas hendak dirumuskan. inilah latar belakang penulis meneliti novel ini.

Penelitian ini diharapkan dapat menyimpulkan tujuan yang signifikan. hal ini tentunya ditunjang oleh beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. di bawah ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki korelasi penelitian ini yaitu: Susanti. 2000. Nilai-nilai Sosial Budaya dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijc karya Hamka. Skripsi UMM, Jasminah. 1999. Tinjauan Tentang Nilai-nilai Budaya dalam novel Sang Guru karya Garson Poyk. Skripsi UMM,sTamrin, Hasniah. 1996. Analisis Novel Belenggu Karya Armin Pane dengan Pendekatan sosiologi.

Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
B. Pengertian Novel
C. Sosiologi Sastra dan Masyarakat
D. Kerangka Pikir

BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
B. Desai Penelitian
C. Definisi Variabel Penelitian
D. Sumber dan Data
E. Teknik  Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data

Dapatkan


Berikut ini link download filenya, semoga bermanfaat dan digunakan dengan bijak (Download di sini)

File sudah dalam bentuk docx, silahkan gunakan dengan bijak sesuai dengan etika penulisan karya ilmiah.

Demikianlah postingan kali ini tentang Proposal Skripsi Sastra: Eksistensi Sipakatau, Dalam Novel Perempuan Yang Ingin Membunh Suaminya Karya Surya Syarif, semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Proposal Skripsi Sastra: Eksistensi Sipakatau, Dalam Novel Perempuan Yang Ingin Membunh Suaminya Karya Surya Syarif"

PHP Dev Cloud Hosting
Hosting Unlimited Indonesia